Bismillah.
Sebenarnya artikel ini terinsperasi dari tugas sekolah dengan tujuan untuk mengenali organisme khas daerah karena menarik sayapun mencoba untuk memposting di blog dan semoga bermanfaat .
Rusa
timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia selain rusa
bawean, sambar, dan menjangan. Rusa timor yang mempunyai nama latin Cervus
timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, kini
ditetapkan menjadi fauna
identitas provinsi Nusa Tenggara Barat.
Rusa
timor sering juga disebut sebagai rusa jawa. Dalam bahasa Inggris, rusa timor
mempunyai beberapa sebutan seperti Javan Rusa, Javan Deer, Rusa, Rusa Deer, dan
Timor Deer. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) binatang ini disebut sebagai Cervus
timorensis yang mempunyai beberapa nama sinonim seperti Cervus
celebensis (Rorig, 1896), Cervus hippelaphus (G.Q.
Cuvier , 1825 ), Cervus lepidus (Sundevall, 1846), Cervus
moluccensis (Quoy & Gaimard, 1830), Cervus peronii (Cuvier,
1825), Cervus russa(Muller & Schlegel, 1845), Cervus
tavistocki (Lydekker, 1900), Cervus timorensis(Blainville,
1822), dan Cervus tunjuc (Horsfield, 1830).
Ciri-ciri
Fisik dan Perilaku.
Rusa timor (Cervus timorensis) yang
ditetapkan menjadi fauna identitas NTB, mempunyai bulu berwarna coklat
kemerah-merahan hingga abu-abu kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor
berwarna putih.
Rusa
timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm dengan tinggi
badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa timor (Cervus timorensis)
mempunyai berat badan antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada
dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140 kg. Ukuran rusa timor ini
meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor) namun dibandingkan
dengan rusa jenis lainnya seperti rusa
bawean, dan menjangan, ukuran tubuh rusa timor lebih besar.
Rusa
jantan memiliki tanduk (ranggah) yang bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama
kali pada anak jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk menjadi
sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing.
Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan hewan yang dapat aktif di siang hari (diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), tergantung kondisi habitatnya.
Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan hewan yang dapat aktif di siang hari (diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), tergantung kondisi habitatnya.
Rusa timor sebagaimana
rusa lainnya termasuk hewan pemamah biak yang menyukai daun-daunan dan berbagai
macam buah-buahan Rusa memakan berbagai bagian tumbuhan mulai dari pucuk, daun
muda, daun tua, maupun batang muda.
Umumnya rusa timor
bersifat poligamus yaitu satu penjantan akan mengawini beberapa betina. Rusa
betina mempunyai anak setiap tahun dengan sekali musim rata-rata satu ekor
anak.
Subspesies
Rusa Timor. Whitehead (Schroder dalam Nugroho, 1992; Semiadi, 2002)
membagi jenis rusa timor (Cervus timorensis) menjadi 8 subspesies (anak
jenis), yaitu:
§
Cervus timorensis russa (Mul.&Schl.,
1844) biasa ditemukan di Pulau Jawa
§
Cervus timorensis florensis (Heude,
1896) biasa ditemukan Pulau Lombok dan Pulau Flores
§
Cervus timorensis timorensis (Martens,
1936) biasa ditemukan P. Timor, P. Rate, P. Semau, P. Kambing, P. Alor, dan P.
Pantai
§
Cervus timorensis djonga (Bemmel,
1949) biasa ditemukan P. Muna dan P. Buton
§
Cervus timorensis molucensis (Q.&G.,1896)
biasa ditemukan Kep. Maluku, P. Halmahera, P. Banda, dan P. Seram
§
Cervus timorensis macassaricus (Heude,
1896) biasa ditemukan P. Sulawesi
§
Cervus timorensis renschi (Sody,
1933)
§
Cervus timorensis laronesietes (Bemmel,
1949)
Habitat
dan Persebaran.
Rusa
timor diperkirakan berasal dari pulau Jawa dan Bali yang kemudian tersebar ke
berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan telah diintroduksi juga ke berbagai
negara seperti Australia, Mauritius, Kaledonia, Selandia Baru, Papua Nugini,
dan Timor Leste.
Habitat rusa timor adalah
padang rumput pada daerah beriklim tropis dan subtropis, namun binatang ini
mampu beradaptasi di habitat yang berupa hutan, pegunungan, dan rawa-rawa. Rusa
yang menjadi fauna identitas Nusa Tenggara Barat ini dapat hidup hingga
ketinggian 900 meter dpl.
Populasi
dan Konservasi.
Populasi
rusa timor secara keseluruhan diperkirakan sekitar 10.000 hingga 20.000 ekor
dewasa. Berdasarkan jumlah populasi dan persebarannya, rusa timor dimasukkan
dalam status konservasi “vulnerable” (Rentan) oleh IUCN
Red List.
Populasi rusa timor
terbesar terdapat di TN. Wasur, Papua dengan populasi sekitar 8.000 ekor
(1992). Populasi di Jawa justru megalami pengurangan yang sangat besar. Seperti
di TN. Baluran sekitar 1.000 ekor (2008).
Ancaman
utama terhadap rusa timor berasal dari perburuan yang dilakukan oleh manusia
untuk mengambil dagingnya. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh
berkurangnya lahan dan padang penggembalaan (padang rumput) di Taman
Nasional yang menjadi habitat rusa timor. Hilangnya padang
rumput ini ada yang diakibatkan oleh konversi menjadi lahan pertanian dan
pemikiman juga oleh kesalahan pengelolaan seperti penanaman pohon yang yang
kemudian merubah padang rumput menjadi hutan semak seperti yang pernah terjadi
di TN. Baluran.
0 komentar:
Posting Komentar