Komodo atau Biawak Komodo (Varanus komodoensis),
merupakan spesies reptil terbesar di dunia yang terdapat di pulau Komodo,
Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara, Indonesia. Komodo
yang ditemukan pertama kali oleh peneliti barat pada tahun 1910.
Komodo
(Varanus komodoensis)
merupakan satu diantara 3 satwa nasional Indonesia. Komodo sebagai satwa bangsa
mendampingi burung elang jawa (satwa langka) dan ikansiluk merah (satwa pesona). Komodo juga ditetapkan
sebagai fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Timur.
Komodo
dalam bahasa latin disebut sebagai Varanus komodoensis. Oleh
masyarakat setempat biasa dinamakan Ora. Beberapa nama lain komodo seperti
Biawak Komodo, Komodo Dragon, Komodo Island Monitor, dan Komodo Monitor.
Habitat
komodo yang hanya terdapat di beberapa pulau di Nusa Tenggara yang termasuk
dalam wilayah Taman Nasional Komodo juga mendapat
apresiasi di dunia internasional dengan lolosnya menjadi salah satu dari 28
finalis New 7 Wonders of Nature.
Ciri-ciri
dan Perilaku Komodo.
Komodo (Varanus komodoensis) menjadi reptil terbesar di
dunia yang mempunyai panjang tubuh mencapai 3 meter dan berat 70 kg. Spesimen
liar terbesar yang ditemukan mempunyai panjang 3.13 meter dengan berat 166
kilogram (termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya). Meskipun
untuk spesies komodo yang hidup di penangkaran mampu memiliki berat yang lebih
besar.
Komodo memiliki ekor yang
sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam
masing-masing sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap berganti. Pada giginya
terdapat jaringan gingiva yang sering tercabik saat makan. Karenanya sering
kali ditemua sedikit darah pada air liur komodo. Air liur ini menciptakan
lingkungan pertumbuhan yang ideal bagi sejenis bakteri mematikan yang hidup di
mulut komodo.
Lidah komodo panjang,
berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan berukuran lebih besar daripada
komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata.
Sementara kulit komodo betina berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan
kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna
kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Komodo
tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga. Biawak ini
mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun kurang baik melihat di kegelapan
malam. Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli,
seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan
organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap.
Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke
kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh
4—9.5 kilometer.
angsa
biawak komodo amat bervariasi, mencakup aneka avertebrata, reptil lain
(termasuk pula komodo yang bertubuh lebih kecil), burung dan telurnya, mamalia
kecil, monyet, babi hutan, kambing, rusa, kuda, dan kerbau. Komodo muda
memangsa serangga, telur, cicak, dan mamalia kecil.
Biawak
komodo (Varanus komodoensis) aktif pada siang hari, walaupun terkadang
aktif juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul
bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak. Reptil terbesar di dunia ini
dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak dekat, dapat
berenang menyelam hingga sedalam 4.5 meter. Komodo juga pandai memanjat pohon
menggunakan cakar mereka yang kuat.Untuk menangkap mangsa yang berada di luar
jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan
ekornya sebagai penunjang tubuh.
Habitat
dan Persebaran.
Komodo atau Ora (Varanus komodoensis) secara alami
terdapat di pulau Komodo, Flores dan Rinca, Gili Motang, dan Gili Dasami di
Nusa Tenggara. Pulau-pulau tersebut termasuk dalam wilayah
Taman Nasional pulau Komodo yang merupakan salah satu finalis New 7
Wonders of Nature.
Komodo hidup di padang
rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak
terbesar ini menyukai tempat panas dan kering. Untuk tempat berlindung, komodo
menggali lubang selebar 1–3 meter. Karena besar tubuhnya dan kebiasaan tidur di
dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan
mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya. Tempat-tempat sembunyi komodo
ini biasanya berada di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut,
terbuka dari vegetasi, dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya.
Konservasi
dan Populasi.
Biawak komodo merupakan spesies yang rentan terhadap
kepunahan sehingga oleh IUCN Redlist dikatagorikan dalam status konservasi Rentan (Vurnerable). CITES (the Convention on International
Trade in Endangered Species) telah menetapkan bahwa perdagangan komodo,
kulitnya, dan produk-produk lain dari hewan ini adalah ilegal.
Sekitar 4.000–5.000 ekor
komodo diperkirakan masih hidup di alam liar. Populasi ini terbatas menyebar di
pulau-pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami (100), Komodo
(1.700), dan Flores (mungkin sekitar 2.000 ekor, Meski demikian, ada
keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya
tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak.
Bertolak dari
kekhawatiran ini, sejak tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya
Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di
beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca, dan Padar. Belakangan ditetapkan pula
Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu pelestarian
komodo.
Aktivitas
vulkanis, gempa bumi, kerusakan habitat, kebakaran, berkurangnya mangsa, meningkatnya
pariwisata, dan perburuan gelap; semuanya menyumbang pada status rentan yang
disandang komodo.
Tentang komodo ini memang
tidak ada kata lain selain satwa yang amat unik yang telah dianugerahkan kepada
bumi Indonesia. Maka sudah tidak ada tawar menawar lagi kita musti
melindunginya.
0 komentar:
Posting Komentar