Bismillah.Sebenarnya artikel ini terinsperasi dari tugas
sekolah dengan tujuan untuk mengenali organisme khas daerah karena menarik
sayapun mencoba untuk memposting di blog dan semoga bermanfaat.
Burung rangkong adalah salah satu jenis
burung yang menjadi kekayaan fauna di negeri kita. Burung ini berukuran besar,
dan memiliki warna yang sangat indah. Bahkan orang Dayak di Kalimantan, memberi
penghargaan yang sangat tinggi terhadap burung ini.
Rangkong
adalah lambang kesucian, kekuatan dan kekuasaan. Bahkan komunikasi dengan arwah
leluhur terjadi melalui perantaraan burung ini. Hal ini juga tergambar jelas
dalam seni tari budaya Dayak yang banyak dihiasi oleh bulu burung rangkong.
Dalam dunia makrokosmos orang Dayak, konon roh alam yang melindungi Pulau
Kalimantan dan masyarakat Dayak sering menampakkan diri dalam wujud rangkong
raksasa, dan dikenal dengan nama Panglima Burung.
Burung Indonesia mencatat, keberadaan rangkong di
Indonesia tersebar. Sembilan jenis ada di Sumatera yaitu enggang klihingan,
enggang jambul, julang jambul-hitam, julang emas, kangkareng hitam, kangkareng
perut-putih, rangkong badak, rangkong gading, dan rangkong papan. Empat jenis
lagi berada di Sumba (julang sumba), Sulawesi (julang dan kangkareng sulawesi),
serta Papua (julang papua). Kalimantan memiliki jenis rangkong yang sama
seperti Sumatera, kecuali rangkong papan.
Uniknya,
penyebutan nama rangkong sering disamakan juga dengan julang, enggang, dan
kangkareng. Padahal masing-masing nama tersebut memiliki ciri tersendiri.
Rangkong misalnya, memiliki ciri cula di atas paruh yang besar dan sangat
jelas. Julang ditandai dengan cula di atas paruh yang pendek dan berkerenyut.
Enggang bisa dilihat dari cula di atas paruh yang tidak terlalu jelas dan
berkerenyut. Sementara kangkareng bercirikan cula berukuran sedang yang
terlihat jelas namun tidak berkerenyut.
Rangkong
merupakan hidupan liar yang sangat berjasa pada regenerasi hutan. Menurut para
ahli, seekor rangkong dapat terbang dalam radius 100 km persegi.Artinya, burung
yang termasuk dalam keluarga Bucerotidae ini dapat menebar biji hingga 100 km
jauhnya. Margaret F. Kinnaird dan Timothy G. O’Brien, peneliti rangkong dan hutan
tropis, menjuluki rangkong sebagai petani hutan karena kehebatannya menebar
biji. Menurut mereka, terdapat korelasi erat antara rangkong dengan hutan yang
sehat.
Sebagai kelompok burung berukuran besar, rangkong mudah dikenali
dari cula (casque)
pada pangkal paruhnya. Berdasarkan data International Union for Conservation of
Nature (IUCN), ada 3 jenis yang statusnya kini terancam punah dan masuk pada
kategori Rentan (Vulnerable/VU)
yaitu julang sumba (Aceros
everetti), julang sulawesi (Aceros cassidix),
dan kangkareng sulawesi (Penelopides exarhatus).
Khusus
julang sumba, jenis yang hanya dijumpai di Pulau Sumba ini diperkirakan hanya
tersisa kurang dari 4.000 ekor dengan kepadatan rata-rata 2,3 ekor per km
persegi. Kerusakan habitat dan alih fungsi lahan menyebabkan populasi
jenis ini menurun.
0 komentar:
Posting Komentar