Bismillah.
Sebenarnya artikel ini terinsperasi dari tugas sekolah dengan tujuan untuk mengenali organisme khas daerah karena menarik sayapun mencoba untuk memposting di blog dan semoga bermanfaat .
Morfologi
Burung kepodang berukuran
relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Salah 1
kecantikan burung Kepodang ini karena doski menyalahi kodrat dunia perburungan.
Dalam dunia burung, burung yang berwarna cerah (Merah dan Kuning) biasanya
hanya berkicau yang itu-itu saja, alias tidak bisa dimaster (menirukan) suara
burung lain.
Sebagai contoh, beberapa burung
yang sering dimaster seperti Cendet/Pentet, Murai Batu, Kacer, Kutilang, Jalak
Suren hampir semuanya dominan warna gelap. Mungkin yang sedikit warna cerah
adalah si Tledekan. Berikut perbandinganya.
Kicauan Kepodang merdu dan
kencang, seperti alunan suara seruling. Burung Kepodang juga sangat pandai
menirukan suara Cucakrawa, Muraibatu, Kacer dan Trucukan. Bunyi khas suara
kepodang sendiri sangat unik, keras dan jelas “tu-lu” sehingga masyarakat desa
ada yang menyebutnya burung Pitu Wolu.
Keunikan lainya, kepodang
sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kebalikan dengan burung Jalak hitam yang
cenderung kemproh klo diberi makan buah2an.
Mitos
Bagi orang Jawa, burung ini
sering disembelih untuk dimakan dagingnya dalam acaratingkepan atau 7 bulanan. Dengan tujuan agar si jabang bayi nanti bisa
terlahir tampan/cantik seperti burung ini.
Adapun bagi orang Sunda, burung
ini dipercaya bisa membawa Hoki dan menolak santet jika dipelihara di rumah.
Si Kepodang juga dijadikan
maskot bagi provinsi Jawa Tengah, kepodang dipahami sebagai burung
berwarna kuning, yang mengandung makna filosofis sebagai generasi muda, anak,
keindahan, kekompakan, dan keserasian.
Habitat
Wilayah persebarannya cukup
luas, mulai dari daratan China, Asia Tengah (India, Bangladesh, dan Srilanka),
hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di negeri kita, kepodang bisa dijumpai
mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Di
Jawa dan Bali, kepodang lebih sering berada di pepohonan pada dataran rendah.
Makanan utamanya adalah buah
dan serangga berukuran besar. Ada keunikan dari burung ini, yaitu sering
menculik anakan burung kecil dari sarangnya untuk dimakan. Karena alasan
itulah, kepodang sering diusir burung-burung lain pada musim berkembang biak.
Konservasi
Meski IUCN Red List menempatkan
burung kepodang dalam status Least Concern / LC (Risiko Rendah), fakta di lapangan berbicara lain:
makin sulit menemukan kepodang di alam liar, khususnya di Jawa. Harusnya
PemProv Jateng yang telah menetapkan burung ini sebagai maskotnya berani
menetapkanya sebagai burung yang dilindungi dan memulai penangkaran sebagaimana
nasib “Jalak Putih” di Bali.
Jenis
Burung Kepodang hanya ada satu
jenis saja, jika ada perbedaan fisik itu adalah bagian dari fase pertumbuhanya.
0 komentar:
Posting Komentar