Selasa, 07 Oktober 2014

Kepodang Emas, si Cantik Khas( DAERA.JAWA Tengah-INDONESIA.)

Bismillah.
Sebenarnya artikel ini terinsperasi dari tugas sekolah dengan tujuan untuk mengenali organisme khas daerah karena menarik sayapun mencoba untuk memposting di blog dan semoga bermanfaat .



Morfologi
Burung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Salah 1 kecantikan burung Kepodang ini karena doski menyalahi kodrat dunia perburungan. Dalam dunia burung, burung yang berwarna cerah (Merah dan Kuning) biasanya hanya berkicau yang itu-itu saja, alias tidak bisa dimaster (menirukan) suara burung lain.
Sebagai contoh, beberapa burung yang sering dimaster seperti Cendet/Pentet, Murai Batu, Kacer, Kutilang, Jalak Suren hampir semuanya dominan warna gelap. Mungkin yang sedikit warna cerah adalah si Tledekan. Berikut perbandinganya. 
Kicauan Kepodang merdu dan kencang, seperti alunan suara seruling. Burung Kepodang juga sangat pandai menirukan suara Cucakrawa, Muraibatu, Kacer dan Trucukan. Bunyi khas suara kepodang sendiri sangat unik, keras dan jelas “tu-lu” sehingga masyarakat desa ada yang menyebutnya burung Pitu Wolu.
Keunikan lainya,  kepodang sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kebalikan dengan burung Jalak hitam yang cenderung kemproh klo diberi makan buah2an.

Mitos
Bagi orang Jawa, burung ini sering disembelih untuk dimakan dagingnya dalam acaratingkepan atau 7 bulanan. Dengan tujuan agar si jabang bayi nanti bisa terlahir tampan/cantik seperti burung ini. 
Adapun bagi orang Sunda, burung ini dipercaya bisa membawa Hoki dan menolak santet jika dipelihara di rumah.
Si Kepodang juga dijadikan maskot bagi provinsi Jawa Tengah, kepodang dipahami sebagai  burung berwarna kuning, yang mengandung makna filosofis sebagai generasi muda, anak, keindahan, kekompakan, dan keserasian.
Habitat
Wilayah persebarannya cukup luas, mulai dari daratan China, Asia Tengah (India, Bangladesh, dan Srilanka), hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di negeri kita, kepodang bisa dijumpai mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Di Jawa dan Bali, kepodang lebih sering berada di pepohonan pada dataran rendah.
Makanan utamanya adalah buah dan serangga berukuran besar. Ada keunikan dari burung ini, yaitu sering menculik anakan burung kecil dari sarangnya untuk dimakan. Karena alasan itulah, kepodang sering diusir burung-burung lain pada musim berkembang biak.
Konservasi
Meski IUCN Red List menempatkan burung kepodang dalam status Least Concern / LC (Risiko Rendah), fakta di lapangan berbicara lain: makin sulit menemukan kepodang di alam liar, khususnya di Jawa. Harusnya PemProv Jateng yang telah menetapkan burung ini sebagai maskotnya berani menetapkanya sebagai burung yang dilindungi dan memulai penangkaran sebagaimana nasib “Jalak Putih” di Bali.


Jenis

Burung Kepodang hanya ada satu jenis saja, jika ada perbedaan fisik itu adalah bagian dari fase pertumbuhanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive