Bismillah.Sebenarnya
artikel ini terinsperasi dari tugas sekolah dengan tujuan untuk mengenali
organisme khas daerah karena menarik sayapun mencoba untuk memposting di blog
dan semoga bermanfaat.
Kasuari Kerdil (Casuarius
bennetti) adalah kasuari paling kecil. Meskipun menyandang gelar kerdil, namun
burung asli pulau Papua ini masih cukup raksasa dengan tingi mencapai 1 meter
lebih. Kasuari Kerdil tetaplah burung berukuran besar, hanya sedikit lebih
kecil jika dibandingkan kedua spesies kasuari lainnya, yaitu
Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus), dan Kasuari
Gelambir Ganda (Casuarius casuarius).
Nama latin hewan asli Papua ini
adalah Casuarius bennetti Gould, 1858. Dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai Dwarf Cassowary. Kasuari ini kadang dikenal juga sebagai
‘moruk’ atau Kasuari Gunung.
Diskripsi Fisik dan
Perilaku Kasuari Kerdil
Burung Kasuari Kerdil atau Casuarius bennetti dikenali dengan
ciri khas pada gelambirnya yang tidak menggantung. Juga bentuk tanduknya yang
segitiga dengan bagian belakang pipih. Tinggi tubuhnya mencapai 1,1 meter
dengan panjang hingga 150 dan berat badan kasuari dewasa antara 17 – 26 kg.
Ukuran ini memang lebih kecil dibandingkan dengan dua spesies kasuari lainnya
yaitu Kasuari Gelambir Tunggal dan Kasuari Gelambir Ganda.
Bulu burung Kasuari Kerdil berwarna hitam mengkilat, bahkan
lebih kelam dibandingkan dua spesies lainnya. Kulit pada leher berwarna biru
cerah dengan bagian samping leher berwarna merah.
Suara burung dari famili Casuariidae ini lebih mirip dengkuran bernada
rendah dan dalam. Namun pada saat menyerang atau terancam akan mengeluarkan
suara yang keras menyerupai bunyi “mwaaaa!”. Hidup secara soliter, pemalu, dan
layaknya burung kasuari lainnya, Sang Jantan akan kebagian tugas untuk menjaga
dan mengerami telur.
Makanan burung Kasuari Kerdil adalah buah-buahan yang jatuh di
tanah. Buah-buahan tersebut ditelan langsung tanpa merusak bijinya. Biji-biji
tersebut kemudian akan dikeluarkan bersama feses (kotoran) sehingga burung
Kasuari Kerdil berfungsi sebagai penyebar benih tanaman yang penting di hutan.
Di samping itu burung ‘kerdil yang besar’ yang tidak dapat terbang ini memiliki
kemampuan berlari cepat mencapai 48 km/jam di hutan lebat, mampu melompat,
berenang, dan menendang ke depan dengan kuat.
Habitat, Persebaran, dan
Konservasi Kasuari Kerdil
Burung Kasuari Kerdil atau Dwarf Cassowary mendiami pulau Papua
(Indonesia dan Papua Nugini), pulau Seram, pulau Yapen, dan New Britania.
Habitatnya adalah daerah hutan pengunungan dan perbukitan hingga dataran
rendah.
Jumlah populasi tidak
diketahui secara pasti tetapi diduga mengalami penurunan populasi secara pesat.
Penurunan populasi tersebut diakibatkan oleh perburuan dan rusaknya habitat.
Karena itu oleh IUCN Red List burung Kasuari
Kerdil dikategorikan sebagai spesies Near Threatened. Burung Kasuari ini tidak
terdaftar dalam Appendix CITES. Di Indonesia, termasuk salah satu burung yang dilindungi berdasarkan PP. Nomor 7 Tahun 1999.
Bismillah.Sebenarnya
artikel ini terinsperasi dari tugas sekolah dengan tujuan untuk mengenali
organisme khas daerah karena menarik sayapun mencoba untuk memposting di blog
dan semoga bermanfaat.
Deskripsi
Besar (125 cm), Burung yang tidak bisa terbang dengan bulu hitam dan kaku. kepala biru cerah, bertanduk segitiga yang tebal dan tinggi. Leher merah atau kuning bergelambir tunggal kecil berwarna merah atau biru. Kaki berukuran besar dan kokoh, memiliki tiga jari dengan kuku yang tajam. Anakan bergaris-garis lambat laun berubah menjadi coklat polos, lebih pucat dari spesies lain.
Suara
Mendengkur mirip dengan jenis lainnya.
Belum ada rekaman suara yang diambil di wilayah Indonesia
Mendengkur mirip dengan jenis lainnya.
Belum ada rekaman suara yang diambil di wilayah Indonesia
Penyebaran dan ras
Habitatnya terbatas di dataran rendah bagian utara Papua dari timur Daerah Kepala Burung sampai S. Ramu, dan P. Yapen, P. Batanta, dan P. Salawati, dari ketinggian permukaan laut sampai 700 m. Terdapat 4 subspesies yang dikenali secara lokal (unappendiculatus, occipitalis,aurantiacus and philipi) tetapi bukti ilmiah mengenai perbedaan subspesies tersebut masih kurang.
Habitatnya terbatas di dataran rendah bagian utara Papua dari timur Daerah Kepala Burung sampai S. Ramu, dan P. Yapen, P. Batanta, dan P. Salawati, dari ketinggian permukaan laut sampai 700 m. Terdapat 4 subspesies yang dikenali secara lokal (unappendiculatus, occipitalis,aurantiacus and philipi) tetapi bukti ilmiah mengenai perbedaan subspesies tersebut masih kurang.
Tempat
hidup dan Kebiasaan
Hutan hujan pamah dan hutan rawa; di Sepik sering dipelihara dalam penangkaran. Burung yang liar sangat pemalu. Keberadaannya dapat dijajaki dengan mengamati bekas tapak kakinya yang besar dengan bentuk tiga jari yang khas, atau dengan mengamati bekas kotorannya yang terdiri atas biji-bijian keras.
Hutan hujan pamah dan hutan rawa; di Sepik sering dipelihara dalam penangkaran. Burung yang liar sangat pemalu. Keberadaannya dapat dijajaki dengan mengamati bekas tapak kakinya yang besar dengan bentuk tiga jari yang khas, atau dengan mengamati bekas kotorannya yang terdiri atas biji-bijian keras.
Status
Daftar merah IUCN : Rentan (VU)
Perdagangan internasional :
Perlindungan : PP No. 7/1999
Daftar merah IUCN : Rentan (VU)
Perdagangan internasional :
Perlindungan : PP No. 7/1999
0 komentar:
Posting Komentar