Senin, 10 November 2014

Katak Tanpa Paru-Paru Khas (kalimantan Indonesia.)

Bismillah.Sebenarnya artikel ini terinsperasi dari tugas sekolah dengan tujuan untuk mengenali organisme khas daerah karena menarik sayapun mencoba untuk memposting di blog dan semoga bermanfaat.


Barbourula kalimantanensis atau Katak Kepala-pipih Kalimantan (Bornean Flat-headed Frog) sangat unik karena tidak mempunyai paru-paru. Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) menjadi satu-satunya katak di dunia yang tidak mempunyai paru-paru. Untuk bernafas, amfibi langka dan unik ini sepenuhnya bernafas melalui kulitnya.
Selain terkenal sebagai katak unik yang bernafas tanpa paru-paru, Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) pun menjadi jenis amfibi langka dan endemik Indonesia. Katak Kepala-pipih Kalimantan menjadi satu diantara 9 amfibi langka yang berstatus Endangered di Indonesia. Pun menjadi salah satu katak endemik kalimantan yang sebarannya sangat terbatas. Katak tanpa paru-paru ini hanya ditemukan di kecamatan Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat.
Nama latin hewan anggota Amphibia ini adalah Barbourula kalimantanensis Iskandar, 1978. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Bornean Flat-headed Frog atau Kalimantan Jungle Toad. Sedang dalam bahasa Indonesia dinamai sebagai Katak Kepala-pipih Kalimantan. Katak dari famili Bombinatoridae dideskripsikan pertama kali oleh Djoko T. Iskandar, seorang pakar herpetofauna dari ITB, pada tahun 1978.

Deskripsi Katak Kepala-pipih Kalimantan

Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) berukuran sedang. Panjang tubuhnya sekitar 6,6 cm (jantan) dan 7,7 cm (betina). Kepalanya pipih mendatar, dengan moncong yang lebar membundar dan badan yang gempal. Tungkai depan dan belakang gemuk dengan selaput renang yang penuh hingga ke  masing-masing ujung jarinya.
Katak Kepala-pipih Kalimantan memiliki lubang hidung yang terletak di ujung moncong dan rata dengan kulit. Namun tidak memiliki celah tekak (glottis) sebagai muara saluran udara. Pun tidak memiliki paru-paru sebagai organ pernafasannya.
Merupakan hewan terrestrial yang sepenuhnya akuatik. Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) menjadi hewan endemik dengan daerah sebaran yang hanya terbatas di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Indonesia. Spesies ini hanya dikenal dari menempati dua daerah yaitu Anak Sungai Kapuas di Nanga Sayan dan  Sungai Kelawit, Nanga Pinoh yang terletak di tengah-tengah hutan hujan tropis. Katak langka ini menyukai wilayah sungai yang berair dangkal namun jernih, dingin, berarus deras, dan berbatu-batu.

Katak Tanpa Paru-Paru yang Langka

Saat pertama kali berhasil dideskripsikan oleh Djoko T. Iskandar pada tahun 1978, pun saat spesimen kedua ditemuka pada tahun 1995, belum diketahui jika Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) ini tidak memiliki paru-paru.
Keunikan Katak Kepala-pipih Kalimantan (Bornean Flat-headed Frog) yang tidak mempunyai paru-paru baru diketahui dari hasil pembedahan yang dilakukan pada tahun 2007. Sontak hal ini sempat menggegerkan dunia. Berbagai jenis katak lainnya bernafas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit, tidak ada satupun yang bernafas hanya melalui permukaan kulitnya. Kecuali pada berbagai jenis amfibi dari ordo caudata (salamander) dan gymnophiona (sesilia). Sehingga akhirnya Katak Kepala-pipih Kalimantan menjadi jenis amfibi dari ordo Anura yang tidak memiliki paru-paru dan bernafas hanya dengan permukaan kulit.
para ahli memperkirakan, ketiadaan paru-paru ini sebagai bentuk adaptasi Katak Kepala-pipih Kalimantan terhadap lingkungannya yang berair deras dan kaya oksigen. Dengan kondisi tersebut, Kepala-pipih Kalimantan memanfaatkan permukaan kulitnya untuk menyerap oksigen, dan menghilangkan paru-paru yang menjadikan tubuh katak sukar menyelam dan mudah dihanyutkan arus.
Sayangnya populasi katak ini tidak dapat diketahui. Diyakini memiliki distribusi yang sangat terbatas (kurang dari 500 km persegi) serta populasi yang sangat kecil dan memiliki tren penurunan. Ancaman terhadap spesies ini sangat tinggi karena adanya aktivitas penambangan emas ilegal dan rusaknya sungai-sungai akibat endapan dan  pencemaran limbah merkuri. Dipengaruhi juga akibat deforestasi yang terus terjadi di Kalimantan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Katak Kepala-pipih Kalimantan diklasifikaskan sebagai spesies Endangered (Kritis) oleh IUCN Redlist. Namun anehnya, Si Hewan Langka Barbourula kalimantanensis ini malah luput dan tidak terdaftar sebagaihewan yang dilindungi di Indonesia.

Klasifikasi Ilmiah Katak Kepala-pipih Kalimantan : Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Amphibia. Ordo: Anura. Famili: Bombinatoridae. Genus: Barbourula. Spesies: Barbourula kalimantanensis Iskandar, 1978.

0 komentar:

Posting Komentar