Barbourula kalimantanensis atau Katak Kepala-pipih
Kalimantan (Bornean
Flat-headed Frog) sangat unik karena tidak mempunyai paru-paru. Katak
Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula
kalimantanensis) menjadi satu-satunya katak di dunia yang tidak
mempunyai paru-paru. Untuk bernafas, amfibi langka dan unik ini sepenuhnya
bernafas melalui kulitnya.
Selain
terkenal sebagai katak unik yang
bernafas tanpa paru-paru, Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) pun
menjadi jenis amfibi langka dan endemik Indonesia. Katak
Kepala-pipih Kalimantan menjadi satu diantara 9 amfibi langka yang berstatus
Endangered di Indonesia. Pun menjadi salah satu katak endemik kalimantan yang
sebarannya sangat terbatas. Katak tanpa paru-paru ini hanya ditemukan di
kecamatan Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat.
Nama latin hewan anggota Amphibia ini adalah Barbourula kalimantanensis Iskandar, 1978. Dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai Bornean Flat-headed Frog atau Kalimantan Jungle Toad. Sedang
dalam bahasa Indonesia dinamai sebagai Katak Kepala-pipih Kalimantan. Katak
dari famili Bombinatoridae dideskripsikan pertama kali oleh Djoko T. Iskandar,
seorang pakar herpetofauna dari ITB, pada tahun 1978.
Deskripsi
Katak Kepala-pipih Kalimantan
Katak
Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula
kalimantanensis) berukuran sedang. Panjang tubuhnya sekitar 6,6 cm
(jantan) dan 7,7 cm (betina). Kepalanya pipih mendatar, dengan moncong yang
lebar membundar dan badan yang gempal. Tungkai depan dan belakang gemuk dengan
selaput renang yang penuh hingga ke masing-masing ujung jarinya.
Katak
Kepala-pipih Kalimantan memiliki lubang hidung yang terletak di ujung moncong
dan rata dengan kulit. Namun tidak memiliki celah tekak (glottis) sebagai muara saluran
udara. Pun tidak memiliki paru-paru sebagai organ pernafasannya.
Merupakan
hewan terrestrial yang sepenuhnya akuatik. Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis)
menjadi hewan endemik dengan
daerah sebaran yang hanya terbatas di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat,
Indonesia. Spesies ini hanya dikenal dari menempati dua daerah yaitu Anak
Sungai Kapuas di Nanga Sayan dan Sungai Kelawit, Nanga Pinoh yang
terletak di tengah-tengah hutan hujan tropis. Katak langka ini menyukai wilayah
sungai yang berair dangkal namun jernih, dingin, berarus deras, dan
berbatu-batu.
Katak
Tanpa Paru-Paru yang Langka
Saat
pertama kali berhasil dideskripsikan oleh Djoko T. Iskandar pada tahun 1978,
pun saat spesimen kedua ditemuka pada tahun 1995, belum diketahui jika Katak
Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis)
ini tidak memiliki paru-paru.
Keunikan Katak Kepala-pipih Kalimantan (Bornean Flat-headed Frog) yang tidak
mempunyai paru-paru baru diketahui dari hasil pembedahan yang dilakukan pada
tahun 2007. Sontak hal ini sempat menggegerkan dunia. Berbagai jenis katak
lainnya bernafas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit, tidak ada satupun
yang bernafas hanya melalui permukaan kulitnya. Kecuali pada berbagai jenis
amfibi dari ordo caudata (salamander) dan gymnophiona (sesilia). Sehingga
akhirnya Katak Kepala-pipih Kalimantan menjadi jenis amfibi dari ordo Anura
yang tidak memiliki paru-paru dan bernafas hanya dengan permukaan kulit.
para ahli memperkirakan, ketiadaan paru-paru
ini sebagai bentuk adaptasi Katak Kepala-pipih Kalimantan terhadap
lingkungannya yang berair deras dan kaya oksigen. Dengan kondisi tersebut,
Kepala-pipih Kalimantan memanfaatkan permukaan kulitnya untuk menyerap oksigen,
dan menghilangkan paru-paru yang menjadikan tubuh katak sukar menyelam dan
mudah dihanyutkan arus.
Sayangnya
populasi katak ini tidak dapat diketahui. Diyakini memiliki distribusi yang
sangat terbatas (kurang dari 500 km persegi) serta populasi yang sangat kecil
dan memiliki tren penurunan. Ancaman terhadap spesies ini sangat tinggi karena
adanya aktivitas penambangan emas ilegal dan rusaknya sungai-sungai akibat
endapan dan pencemaran limbah merkuri. Dipengaruhi juga akibat deforestasi yang terus terjadi di Kalimantan. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, Katak Kepala-pipih Kalimantan diklasifikaskan sebagai
spesies Endangered (Kritis) oleh IUCN Redlist. Namun anehnya, Si Hewan Langka Barbourula kalimantanensis ini malah luput dan tidak terdaftar sebagaihewan yang dilindungi di Indonesia.
Klasifikasi Ilmiah Katak
Kepala-pipih Kalimantan :
Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Amphibia. Ordo: Anura. Famili:
Bombinatoridae. Genus: Barbourula. Spesies: Barbourula kalimantanensis Iskandar, 1978.
0 komentar:
Posting Komentar